Sebagian orang percaya tumbuhan mampu menunjukkan reaksi terhadap
terpaan cahaya. Bagaimana dengan rangsangan suara? Penelitian yang
dilakukan Monica Gagliano dan timnya dari Western Australia University,
menemukan tanaman mampu bereaksi terhadap suara dengan frekuensi
tertentu.
Seperti dilansir Internastional Business Times,
Selasa (3/4/2012), penelitian tersebut bertujuan untuk memperlihatkan
akar tanaman muda yang bereaksi terhadap jenis suara tertentu. "Saya
bekerja satu hari di kebun tanaman rempah-rempah dan mulai bertanya,
mungkin tanaman juga sensitif terhadap suara. Jadi, saya memutuskan
untuk mencari tahu," ujar Monica Gagliano.
Dalam penelitian
tersebut, Monica Gagliano yang dibantu Daniel Robert dari Bristol
University dan Stefano Mancuso dari Florence Universty, menemukan akar
jagung muda mampu menunjukkan interaksi seolah-olah mengeluarkan bunyi
klik. Akar jagung muda yang dimasukan ke dalam air juga mampu memberikan
reaksi begrerak condong ke arah sumber suara yang terus-menerus
dipancarkan pada frekuensi 220Hz.
Tidak hanya itu, ilmuwan juga
menemukan bahwa tanaman juga mampu berkomunikasi dengan tumbuhan lain
dengan mengeluarkan zat kimia khusus. "Semua orang tahu tanaman bereaksi
terhadap cahaya dan ilmuwan juga mengetahui bahwa tanaman menggunakan
bahan kimia yang mudah menguap untuk berkomunikasi satu sama lain ketika
ada bahaya. Seperti pendekatan herbivora misalnya," jelasnya
Penelitian
sebelumnya mengenai reaksi tanaman ini telah dikemukan oleh Lyall
Watson, seorang ahli botani asal Afrika Selatan pada bukunya yang
berjudul Supernature di 1973. Watson ketika itu mengklaim tanaman
memiliki emosi. Bahkan kabarnya, emosi tanaman tersebut dapat
didaftarkan pada alat pendeteksi kebohongan. Klaim Watson itu tampaknya
segera ditekuk oleh temuan Gagliano dan timnya. Hasil penelitian terbaru
ini akan diterbitkan pada jurnal Trend Internasional dalam Plant
okezone.com
No comments:
Post a Comment