Roket pada dasarnya adalah
mesin untuk alat transportasi seperti mesin jet, diesel, dan lain-lain.
Tapi, berbeda dengan mesin transportasi lain, roket bersifat
'anaerob'. Untuk melakukan pembakaran bahan bakar ia membawa oksigen
sendiri, sehingga praktis tak membutuhkan oksigen dari luar. Karenanya,
roket dapat digunakan sebagai mesin
transportasi ke ruang angkasa yang
tak beroksigen.
Roket memiliki daya angkut yang luar biasa.
Ariane 5, misalnya, dapat menerbangkan 68 orang yang masing-masingnya
berbobot 100 kg ke orbit geostasioner. Kecepatan roket juga luar biasa,
bisa melewati kecepatan suara, kendati ketika meninggalkan landasan
kecepatannya kelihatan rendah. Bila pada detik pertama kecepatannya
hanya 12 meter per detik misalnya, maka pada tahap berikutnya roket
dapat melaju dengan kecepatan kelipatannya: 24 m/detik, 48 meter per
detik, dan begitu seterusnya.
Pada umumnya, roket terdiri dari
tiga bagian. Bagian pembawa muatan, pengendali, dan bagian mesin.
Bagian pembawa muatan berfungsi untuk mengangkut barang -- satelit,
objek lainnya, hingga bahan peledak. Bagian pengendali merupakan bagian
di mana terdapat piranti untuk mengendalikan roket. Dan, bagian mesin,
merupakan bagian di mana terdapat mesin serta bahan bakar roket.
Sebagai catatan, mesin roket ini terbagi dalam dua kelompok, tergantung
dari jenis bahan bakarnya: cair dan padat.
Menurut catatan,
roket telah digunakan sejak lama, mulai sekitar tahun 1232, di Cina.
Akan tetapi ketika itu mesin roket masih sangat sederhana -- berbentuk
seperti peluru dan berbahan bakar padat (tak berbeda dengan mercon
roket). Mesin roket yang lebih komplek baru diketemukan berabad-abad
setelahnya, tahun 1926, oleh periset AS, Robert H. Goddart. Sejak ini,
penelitian mengenai roket -- cair maupun padat -- kian marak. Sebagian
ditujukan untuk mesin perang, sebagian lagi untuk alat angkut ke
angkasa luar. Roket yang paling terkenal pada saat ini, misalnya, Long
March (Cina), Delta, Atlas dan Titan (AS), Ariane (Eropa), dan Proton
(Rusia).
Indonesia juga telah melangkah ke dunia peroketan. Kita
pernah punya roket RX (Rocket Experiment) 150/150, sebuah roket
berbahan bakar padat dan terdiri dari dua tingkat. Selain itu, sebanyak
50 buah Roket R-Han 122 produksi Indonesia, berhasil diujicobakan
dengan ditembakkan ke sasaran di udara di Pusat Latihan Tempur TNI AD
Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Rabu
(28/3) lalu.
Nah, khusus roket untuk pergi ke luar langit,
sejarah mencatat banyak kisah sukses dan tak sedikit kisah tragis.
Berikut adalah beberapa kegagalan yang tertragis, dan dengan mengingat
misinya, menjadi kecelakaan yang terpenting:
- Januari 1967
Tiga Astronot AS, Virgil Grissom, Roger Chaffee, dan Edward White
terpanggang di kabin Apollo 1, dalam penerbangan simulasi di Cape
Canaveral, Florida, AS. Simulasi tersebut dimaksudkan untuk penerbangan
manusia ke bulan.
- April 1967
Kosmonot (kata untuk
'astronot' versi Sovyet) Vladimir Mikhailovich Komarov terbanting ke
bumi karena parasut pendarat di kapsul pesawat angkasa luarnya
mengalami kegagalan fungsi. Komarov menjadi orang yang tewas karena
terjatuh dari ketinggian yang paling tinggi hingga sekarang.
- Juli 1971
Tiga kosmonot Sovyet kembali ke bumi dalam keadaan tanpa nyawa, setelah
berada di angkasa selama 24 hari. Pada waktu itu mereka memecahkan
rekor untuk waktu tinggal di angkasa, namun mereka menebusnya dengan
kematian.
- 28 Januari 1986
Tujuh astronot, termasuk
seorang guru sekolah, meninggal di kabin pesawat ulang-alik Chalenger
yang meledak 72 detik sesudah tinggal landas dari Cave Canaveral,
Florida, AS.
- 18 April 1986
Roket Titan meledak di
angkasa, ketika mengangkut satelit militer. Ketika itu roket ini adalah
harapan AS untuk mengangkut berbagai wahana sesudah musibah yang
menimpa Chalenger.
- 3 Mei 1986
Sungguh tahun buruk bagi
NASA. Roket lainnya, Delta, juga meledak hanya dalam waktu 91 menit
sesudah tinggal landas. Roket itu dikabarkan tengah membawa satelit
cuaca senilai 57 juta dolar AS.
- 1 Desember 1994
Roket Ariane 4 nyemplung ke Atlantik karena kegagalan roket tingkat ke tiga.
- 15 Februari 1996
Longmarch meledak dalam usahanya membawa satelit komunikasi Intelsat.
Ini adalah kegagalan berikutnya, setelah kegagalan pada penerbangan
percobaan 23 Januari sebelumnya.
10 Juni 2010 Naro 1, roket milik Korea Selatan meledak setelah baru meluncur dua menit.
- 25 Desember 2010
Roket yang membawa satelit komunikasi,
GSAT-5P meledak beberapa saat setelah diluncurkan. Ini kegagalan kedua
bagi negeri Gandhi itu.
www.Republika.com
No comments:
Post a Comment